Judul Buku : Dynamics of Islamic Student Movement (Iklim Intelektual Islam di Kalangan Aktivis Kampus)
Penulis : Claudia Nef Saluz (editor)
Penerbit : Resist Book
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 236 Halaman
Harga : Rp 43.000,00
Harga : Rp 43.000,00
Memahami Pergerakan Aktivis Islam Di Kampus
Oleh : Nurul Khotimah
Berbicara tentang pembentukan bangsa Indonesia, tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan bagaimana pergerakan kaum intelektual muda di kampus – kampus. Sejarah membuktikan bahwa Orde Lama runtuh karena demo besar – besaran rakyat yang juga digawangi oleh mahasiswa. Orde Baru pun mengalami hal yang sama dimana mahasiswa memimpin demo penurunan Presiden Soeharto dengan menduduki gedung DPR-RI yang terkenal dengan peristiwa 1998. Karena itulah, memahami pergerakan mahasiswa menjadi hal yang cukup penting.
Mahasiswa adalah intelektual muda yang ditempa dengan dinamika kampus dan persoalan – persoalan kebangsaan. Mereka dihadapkan pada situasi dimana mereka harus mengambil peranan dan posisi dalam membangun bangsa karena merekalah yang mengenyam pendidikan tinggi. Salah satu kampus besar di Indonesia yang cukup menonjol di aspek pergerakan mahasiswa adalah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Kampus ini memiliki banyak sekali mahasiswa dan tentu yang dominan adalah beragama Islam. Kontribusi mahasiswa Islam pun dalam mewarnai dinamika intelektual kampus juga sangat besar. Kita bisa melihat dari berkembangnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan sebagainya. Bahkan mereka merajai posisi strategis di kampus seperti Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, Ketua Himpunan Mahasiswa dan sebagainya.
Buku ini mencoba mengurai dinamika beragam gerakan Islam yang ada dalam lingkup kampus dengan tujuan untuk melihat bagaimana kaum Muslim muda mengasimilasi ide – ide dan pendekatan – pendekatan kritis dan kreatif yang berasal dari sumber – sumber inspirasi yang beragam dan luas. Obyek yang dibahas dalam buku ini adalah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berdasarkan pada Islam. Disini akan terlihat bagaimana masing – masing organisasi tersebut dengan warna yang berbeda menafsirkan teks – teks religius ke dalam kehidupan sosial politik mereka hingga membentuk aksi – aksi di masyarakat baik dalam lingkup kecil maupun nasional. Aksi itu bisa berupa aksi konkrit di lapangan maupun dalam bentuk pertarungan wacana pemikiran yang kemudian hari juga turut mewarnai kehidupan sosial politik dalam tingkatan makro karena lulusan – lulusan kampus inilah yang masuk dalam tiap bidang di masyarakat seperti ekonomi,sosial,budaya,pemerintahan,politik dan sebagainya.
Organisasi Islam ekstra kampus yang dibahas dalam buku ini adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI Dipo), Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII),Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Jaringan Islam Kampus (JARIK). Selain itu, ada juga beberapa organisasi lain yaitu Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),Forum Studi dan Dakwah (FOSDA) Masjid Mardliyyah, Jamaah Shalahuddin, dan Lembaga Dakwah Kampus UGM. Penulis buku ini mengungkapkan alasan mengapa memilih organisasi – organisasi ini untuk dikaji, yaitu karena organisasi – organisasi inimewakili kecenderungan utama pemikiran Muslim Indonesia dan memiliki pengaruh wacana Islam di kampus dalam tataran yang luas.
Buku ini mengulas masing – masing organisasi yang sudah disebutkan di atas dengan 2 sudut pandang yaitu : 1) Peranan dan dinamikanya dalam lingkup kampus UGM, dan 2) Peranan dan dinamikanya dalam lingkup masyarakat luas,pemerintahan atau negara. Ini akan menjadikan pembaca memahami secara lebih utuh bagaimana pergerakan aktivisme mahasiswa Islam di Indonesia melalui organisasi tersebut. Pendekatan yang digunakan penulis buku ini dalam menguraikan penjelasannya yaitu pendekatan sejarah dan juga pendekatan etnografi. Dengan ramuan pendekatan itulah yang menurut saya menjadikan buku ini layak dipelajari dan menjadi referensi baku untuk kajian – kajian selanjutnya tentang kehidupan kampus yang sekarang hampir luput dari perhatian para pengamat.
Dalam buku ini tidak terbagi dalam bab – bab tertentu, tapi per bagian langsung membahas masing – masing organisasi. Sistematika setiap pembahasan organisasi secara garis besar mencakup logo organisasi beserta penjelasan filosofisnya, latar belakang lahirnya organisasi/kesejarahan organisasi, struktur kepengurusan, program – program organisasi termasuk strategi pengkaderan, dan implementasi nilai – nilai islam menurut pemikiran mereka dalam sendi kehidupan. Dengan sistematika pembahasan begini, akan membuat pembaca memahami secara mendalam tentang bagaimana masing – masing organisasi tersebut dan juga bisa melihat perbedaan yang begitu menonjol dalam cara – cara yang mereka lakukan dalam berdakwah dan membangun negeri, meskipun sama – sama didasari teks ajaran Islam serta didukung oleh iklim intelektualitas yang tinggi ketika di kampus. Perbedaan itu seperti misalnya yang nampak antara PMII dan IMM dalam strategi pengkaderannya. Dalam merespon arus globalisasi, PMII lebih menekankan pada kurikulum berbasis minat dan keilmuan sehingga muncullah komunitas R Cinema untuk kader yang berminat pada perfilman, komunitas Postrad (Post Tradisional) yang merupakan grup musik untuk mewadahi kader yang berminat musik, dan De Java Tour untuk mereka yang memiliki minat melancog sebagai ajang meraih pengalaman dari perjalanan yang dilakukannya. Sedangkan IMM memiliki program diantaranya diskusi, aksi protes turun ke jalan,baksos dan pelayanan kesehatan.
Kelebihan buku ini terletak pada adanya daftar pustaka di setiap pembahasan organisasi sehingga memudahkan untuk mencari literatur lain yang berkaitan untuk mendalami. Pembahasannya yang ringan, dengan sistematika yang sama dalam setiap organisasi memungkinkan pembaca untuk menganalisis sendiri plus minus organisasi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam memaparkan yakni kesejarahan dan juga etnografi menjadikan nilai ilmiah dari buku ini tidak perlu diragukan. Adanya catatan kaki untuk menerangkan istilah yang sekiranya asing juga membuat pembaca bisa memahami penjelasan yang disampaikan.
Adapun kekurangan dari buku ini menurut saya adalah tidak adanya pembahasan mengenai perbandingan organisasi secara obyektif yang itu membantu pembaca untuk mengambil kesimpulan secara makro dari buku ini. Cetakannya yang hitam putih membuat logo organisasi menjadi tidak terlihat warnanya dan membuat pembaca agak bingung dengan penjelasan filosofis yang juga membahas simbol dan warna dari logo tersebut.
Buku ini direkomendasikan untuk aktivis mahasiswa,pengamat yang berfokus pada sejarah dan gerakan mahasiswa, mahasiswa jurusan sejarah ataupun ilmu politik, akademisi, dan masyarakat luas yang ingin mengetahui gerakan mahasiswa islam dalam membangun negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar