Tampilkan postingan dengan label tata kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tata kota. Tampilkan semua postingan

Resensi Buku Metropolis Universalis

Judul Buku                        : Metropolis Universalis
Penulis                               : Eko Laksono
Penerbit                             : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit                      : 2013
Jumlah Halaman               : 198

Belajar Membangun Kota Menjadi Mengagumkan

Oleh: Nurul Khotimah

metropolis universalis
Kota merupakan pusat peradaban manusia modern dengan segala perkembangannya di berbagai aspek kehidupan. Kota – kota yang telah mencapai taraf metropolitan bahkan megapolitan haruslah dikelola dengan tepat agar manusia – manusia di dalamnya tetap dapat berkarya dan merasakan kebahagiaan tinggal di sana. Tanpa pengelolaan yang tepat, kota justru akan menjadi semrawut dalam hal infrastruktur, tidak jelas arah pembangunannya, dan tidak nyaman ditinggali oleh warganya.
Kita bisa belajar dari Roma yang berubah menjadi kota besar dan terus berkembang menjadi kota yang makin sesak, biaya hidup yang terus meningkat namun tidak diiringi daya beli masyarakat yang baik ditambah dengan pemukiman rakyat yang makin tidak nyaman. Keadaan ini menyebabkan warganya menjadi stress dan mendorong mereka untuk pelarian yang destruktif seperti seks bebas, tumbuhnya budaya minuman keras, materialisme, ditambah kekerasan yang terus meningkat. 
Roma pun berubah dari yang awalnya megalopolis yang besar menjadi necropolis (kota kematian). Pemimpin kota juga bisa belajar pada kota – kota terbaik dunia seperti Singapura, Curitiba (Brazil), dan New York (Amerika Serikat). Singapura adalah kota paling livable, kota terpadat di dunia tapi tidak pernah ada kemacetan, dan kota paling bebas korupsi di dunia setelah Selandia Baru. Kondisi begini tentu tidak mungkin terjadi tanpa adanya pembangunan kualitas sumber daya manusia yang unggul. 
Curitiba adalah kota yang paling sering dijadikan referensi dalam penataan kota dan banyak meraih penghargaan internasional. Kota ini memiliki solusi – solusi kreatif dalam mengatasi masalah kemacetan dan sampah. 
Sedangkan New York adalah kota dengan kehidupan multikulturnya yang harmonis dan nightlife yang menyenangkan. Pusat kehidupan yang membuat masyarakatnya enerjik sekaligus pusat pendidikan yang hebat. Kota ini rela menganggarkan dana US$ 2 miliar untuk menjadikan New York pusat teknologi utama dunia.
Buku ini mengupas tentang bagaimana kota – kota terbesar bangkit menjadi unggul, bagaimana kota – kota paling cerdas diciptakan, visi besar pemimpin kota terbaik dunia, bagaimana membangun kota yang warganya bahagia, membangun kota – kota yang bisa memicu kebangkitan peradaban, bagaimana strategi memicu akselerasi ekonomi kota dengan pembangunan infastruktur taman seperti konsep Central Park New York atau Garden City, Singapura, lalu bagaimana kota – kota di Indonesia bisa sehebat Paris, New York, dan Singapura.
Gaya pembahasan buku ini tidak menggunakan cara yang teoritis seperti ketika menguraikan ilmu – ilmu pembangunan kota. Justru yang dibahas adalah kondisi – kondisi kota yang hebat dengan konsep – konsep yang luar biasa. Di antaranya konsep the learning city, yaitu konsep kota yang bisa mendorong penduduknya untuk tidak bosan belajar dan terus meningkatkan kualitas dirinya di berbagai bidang. 
Dari sinilah, tenaga kerja berkualitas tinggi dan sistem organisasional yang mampu menyerap dan menganalisis informasi lebih cepat diciptakan secara strategis. Para penulis buku dan tokoh – tokoh popular seperti artis, penyanyi dan pemain film akan didorong untuk memberikan pencerahan secara rutin, mempopulerkan ilmu pengetahuan dan seni. Ada juga konsep – konsep kota seperti kota yang kreatif dan visioner, gerakan “City Beautiful”, gerakan “Garden City” dan sebagainya.
Pembahasan tentang sejarah bagaimana kota – kota itu menerapkan dan menjalankan konsep – konsep pembangunan kota mereka dengan luar biasa, sejarah apa yang membentuknya dan bagaimana fungsi pemimpin kota memainkan peranan penting. Agar visi rencana pembangunan itu berjalan sesuai konsep yang sudah dirumuskan. 
New York adalah salah satu contoh kota terbesar dan paling meriah di dunia. Gedung – gedung paling ikonik seperti Empire State Building, Rockefeller Center, Trump Plaza dan ratusan pencakar langit lainnya yang memadati sekitar Manhattan. Pertandingan – pertandingan olahraga dan konser – konser kelas dunia sepanjang tahun digelar dengan spektakuler di Madison Square Garden. 
Semua hal luar biasa di kota tersebut tidak lepas dari sejarahnya dan pemimpin kota yang rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membangun kotanya agar lebih terintegrasi dan sebisa mungkin menghadirkan sensasi betah, menyenangkan, edukatif sekaligus mampu mendongkrak ekonomi.
Cara buku ini dalam mengulas kesuksesan kota – kota terbaik dunia menurut saya cukup unik karena pembaca akan dibawa menikmati cerita – cerita yang begitu konkrit tentang dinamika masalah pembangunan kota dan keindahan infrastruktur fisik kot. Lalu dibawa sejenak flashback ke masa lalu, tentang bagaimana kota – kota di zaman dulu juga telah sukses membangun, diselingi pula kutipan – kutipan seperti syair, sebait puisi, atau sepatah dua kata ungkapan bertema kota dari sastrawan dan pemimpin kota seperti di halaman 33 “Hanya ada dua tempat dimana Anda bisa benar – benar bahagia, di rumah kita sendiri dan di Paris” (Ernest Hemingway). 
Kelebihan lain lagi dari buku ini adalah ada bagian – bagian yang ditabelkan khusus tentang tips atau intisari dari pembahasan seperti di halaman 100 tentang fungsi – fungsi strategis taman kota dan di halaman 153 tentang elemen strategis kota untuk mendorong Renaisans. Selain itu, buku ini dilengkapi lampiran khusus skema tentang strategi menciptakan kota yang cerdas dan foto – foto yang menunjukkan spot – spot indah di kota – kota terbaik dunia yang merupakan implementasi konsep pembangunan kota mereka.
Kekurangan buku ini ada di kejelasan alur pembahasan. Akan lebih terpahami jika ada semacam bab pendahuluan yang menggambarkan tentang bagaimana memahami buku ini. Tidak adanya glosarium membuat pembaca harus mencari sendiri istilah – istilah yang mungkin sedikit asing. Tidak adanya daftar pustaka atau catatan kaki yang bisa digunakan untuk mendalami penelusuran referensi yang berkaitan juga menjadi kekurangan. 
Buku ini direkomendasikan untuk mahasiswa jurusan perencanaan tata kota, akademisi, pemimpin kota, calon pemimpin kota, praktisi perencanaan kota, dan masyarakat awam yang ingin mengetahui bagaimana kota – kota besar dan sukses diciptakan.