Tampilkan postingan dengan label kebangkrutan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebangkrutan. Tampilkan semua postingan

Resensi Buku Kiat Mengatasi Kebangkrutan



Panduan Menyelamatkan Diri Dari Kolaps
Judul Buku       : Kiat-Kiat Mengatasi Ancaman Kebangkrutan
Penulis             : Muhammad B. Anggoro
Penerbit           : Garailmu
Cetakan            : Pertama, April 2010
Jumlah hal.       : 238 Halaman
            Memikirkan beban kebangkrutan, beban utang, gaji karyawan, urusan dengan klien, dan beban-beban teknis lain akibat kebangkrutan memang sangat penting dan harus. Namun, ada satu hal yang tidak kalah pentingnya dari semua beban itu, yaitu mengondisikan hati kita sendiri. Beban hati yang tak terkendali akan memperparah keadaan. Pelajaran hati dibenahi terlebih dahulu sebelum memikirkan beban teknis yang lain. Kebangkrutan bukan hanya hak-hak orang kaya atau pengusaha yang beromzet beratus-ratus juta, bermiliar-miliar, atau bahkan bertriliun-triliun. Kebangkrutan bukan hanya dilihat dari besar atau kecilnya nilai kebangkrutan, tapi dari ambang batas maksimal kemampuan seseorang.
            Kebangkrutan adalah masalah. Bukan hanya sebatas finansial saja tapi juga psikis, ekonomi, sosial, dan hukum. Berdasarkan kemampuan usahanya, kebangkrutan ada 4 tingkatan, yaitu: sangat parah, parah, sedang, dan ringan. Solusi konkret dari kebangkrutan tidak lain adalah uang! Inilah hukum materi yang terang benderang nyata, dan sangat konkret untuk menyelesaikan persoalan kebangkrutan.
            Banyak orang yang salah kaprah dengan konsep pasrah. Pasrah memang wajib, namun kepasrahan bukan berarti seperti pasrahnya sebatang kayu yang hanyut terbawa arus air, atau bulu yang diterbangkan angin. Kepasrahan yang benar adalah kepasrahan yang aktif, penuh daya inovasi, kreasi, inisiatif, dan semangat pantang menyerah yang tinggi. Sebenarnya kita sendirilah yang paling tahu persis tanda-tanda kebangkrutan yang akan kita alami. Faktor mental kita sendiri yang sebenarnya belum siap menjadi pebisnis.
            Ada baiknya terlebih dahulu kita membicarakan tentang status atau tingkatan hutan-hutang kita. Buat pemetaan beban-beban utang seperti hutang yang sangat gawat, gawat, lumayan gawat, dan relatif bisa dikondisikan dengan mempertimbangkan skala prioritas. Semakin banyak jaringan pertemanan atau networking, maka segenap hutang pun akan semakin mudah dan cepat diselesaikan. Tidak dipungkiri bahwa letak kunci keberhasilan bisnis adalah networking atau biasa disebut jaringan pertemanan. Jaringan pertemanan adalah aset yang sangat luar biasa untuk menunjang kesuksesan dalam berbisnis.
            Untuk meminimalisir kemarahan penagih hutang, ada perlunya kita mengetahui psikologis penagih hutang.diantaranya adalah jangan sembarangan umbar janji kepada penagih hutang, tetap menemui penagih hutang apapun resikonya, dan diusahakan dicicil dengan dana yang sangat terbatas.
            Buku ini menjelaskan secara rinci bagaimana kiat-kiat dalam mengatasi persoalan kebangkrutan yang mungkin saja sekarang sedang terjadi kepada Anda. Pembaca pun akan dengan mudah menangkap maksud yang dijelaskan oleh penulis karena penulis selalu menyertai setiap bab penjelasan dengan pengalaman pribadinya saat menghadapi kebangkrutan usaha yang sedang dirintisnya. Namun, yang menjadi masalah adalah banyak sekali penjelasan yang diulang-ulang dan berbelit-belit sehingga terkesan dipanjang-panjangkan untuk mendapatkan jumlah halaman yang banyak. Seperti keluar dari mulut harimau masuk mulut buaya, gali lubang tutup lubang, BMT, Bank, Koperasi, dan lain sebagainya. Akan tetapi hal tersebut tidak seberapa pengaruh terhadap makna dari penjelasan yang ditulis oleh penulis hanya saja mengganggu kenyamanan pembaca dalam membaca kata-kata atau kalimat yang terlalu sering diulang. Buku ini sesuai sebagai referensi bagi Anda yang sedang mengalami kebangkrutan atau sebagai Anda yang ingin mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dalam usaha.