Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan

Resensi Buku Born to be a Genius


Judul Buku        : Born to be a Genius
Penulis Buku     : Adi W. Gunawan
Penerbit Buku   : PT Gramedia Pustaka Utama
Desain Sampul  : OQ Bagong
Cetakan ke-5     : Februari 2011
Cetakan ke-6     : Februari 2012
Jumlah Hal.        : 266 Halaman
ISBN                  : 978-979-22-6721-1
Harga Buku        : Rp 55.000,-
Mengangkat Kecerdasan yang Terpendam di Dalam Diri
Oleh: Ay Gustin
born to be a genius          Buku Born to be a Genius ditulis dilatarbelakangi oleh pesan sang ayah kepada penulis bahwa prestasi akademis bukanlah segala-galanya. Hal yang lebih penting lagi daripada itu yaitu Universitas Kehidupan. Karena disinilah prestasi sebagai seorang manusia diukur dan dinilai.
Kejeniusan seseorang tidak bisa hanya diukur dengan tes IQ. Memang, di dalam sebuah tes IQ ada skor nilai untuk menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang, namun kecerdasan yang diuji di dalam tes IQ ini hanya ada 2 jenis kecerdasan saja, yaitu kecerdasan Linguistik dan kecerdasan Logika-Matematika. Jenius adalah bagaimana kita mengenal dan mengembangkan potensi diri yang telah ada di dalam diri hingga berada pada titik optimal untuk mencapai keberhasilan hidup. Sebenarnya, setiap anak lahir dengan membawa pola psikis bawaan.pola psikis ini berfungsi untuk mengembangkan fondasi sukses anak pada level psikis, sebelum mempelajari hal penting lainnya. Pola tersebut terdiri atas hukum kerja, hukum kemandirian, kekuatan perhatian, pengembangan kemauan, pengembangan kecerdasan, dan pengembangan imajinasi/kreatifitas.
          Hal pertama yang harus dirubah dalam upaya untuk mengubah dan meningkatkan diri adalah konsep diri. Konsep diri ada tiga komponen utama, yaitu diri ideal (self-ideal), citra diri (self-image), dan harga diri (self-esteem). Biasanya, dalam pembentukan konsep diri ada masalah yang sering dihadapi yang disebut dengan virus pikiran. Virus pikiran adalah cara berpikir yang didasarkan pada asumsi yang salah. Cara melawan virus ini adalah dengan menuliskan kisah sukses yang pernah dialami. Semakin banyak kisah sukses atau karya yang dicapai semakin bagus konsep diri itu dibentuk. Namun, yang menjadi catatan disini adalah, jangan pernah membandingkan kisah sukses milik sendiri dengan kisah sukses orang lain. Karena bisa jadi konsep diri masing-masing orang berbeda-beda.
          Alat penting yang ada di dalam tubuh kita dalam peranannya untuk menghasilkan kecerdasan seseorang adalah otak. Otak manusia memiliki berat sekitar 1,5 kg atau sekitar 2% dari berat tubuh dengan bahan bakar glukosa dan oksigen. Otak menyerap 20% suplai oksigen yang ada di dalam tubuh manusia. Sejak lahir, manusia telah memiliki 100 miliar sel otak aktif dan didukung oleh 900 miliar sel pendukung lainnya. Di dalam kepala manusia terdapat 3 macam bagian otak yang berkembang sesuai dengan tahap evolusi manusia, menurut teori otak Triune oleh Dr.Paul Maclean. Bagian otak yang pertama adalah otak reptil, yang berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi, dan mengatur fungsi utama tubuh seperti denyut jantung dan pernapasan. Bagian kedua adalah otak mamalia, berfungsi dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata sosial, dan rasa memiliki. Dan bagian yang terakhir adalah otak neo cortex yang disebut dengan otak berpikir dan merupakan 80% dari total otak manusia. Di dalam otak neo cortex terdapat 4 lobus (cuping) yang mempunyai fungsi yang berbeda. Selain itu, otak manusia juga terbagi menjadi 2 belahan atau hemisfer, yaitu otak kanan dan otak kiri.
          Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan alat ukur EEG (Electro Encephalograph) diketahui ada 4 jenis gelombang otak, yaitu Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Frekuensi gelombang Beta adalah 12-25 Hz, kondisi ini adalah saat kita sadar, melakukan aktifitas sehari-hari, aktifitas yang menuntut konsentrasi tinggi, melakukan debat, olahraga, atau melakukan proyek yang rumit. Gelombang Alfa berada pada kisaran 8-12 Hz, kondisi ini terjadi saat kita berada dalam keadaan rileks namun waspada, misalnya membaca, menulis, melihat, dan memikirkan jalan keluar suatu masalah. Gelombang Theta berada pada kisaran 4-8 Hz, kondisi ini terjadi dalam keadaan yang sangat rileks seperti meditasi. Dan yang terakhir adalah gelombang delta berkisar antara 0,5-4 Hz. Kondisi ini terjadi ketika kita sedang tidur.
          Sangat perlu untuk mengetahui jenis kepribadian seseorang dalam menciptakan kecerdasan. Diketahui bahwa ada 4 tipe kepribadian manusia, koleris, sanguinis, plegmatis, dan melankolis. Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut. Sanguinis dikenal sebagai orang yang ramah dan suka berbicara. Plegmatis dikenal sebagai orang yang mudah bergaul. Dan melankolis dikenal sebagai orang  yang serius dan tertutup, namun cerdas dan sangat kritis dalam berpikir.
          Buku ini terbagi menjadi 14 pokok bahasan. Bab 1 menjelaskan tentang konsep diri : kunci pembuka harta karun potensi, dengan 4 sub-bab. Bab 2 menjelaskan tentang otak manusia: lebih dekat neck-top computer anda, dengan 12 sub-bab. Bab 3 menjelaskan tentang mengenal dan memahami kepribadian, dengan 13 sub-bab. Bab 4 tentang mengenal dan memahami gaya belajar, dengan 8 sub-bab. Bab 5 tentang multiple intelligence, dengan 14 sub-bab. Bab 6 tentang seberapa cerdaskah anda?, dengan 7 sub-bab. Bab 7 tentang collaborative learning dengan 4 sub-bab. Bab 8 tentang penggunaan musik dalam membantu proses pembelajaran, dengan 4 sub-bab. Bab 9 tentang peta pikiran, dengan 2 sub-bab. Bab 10 tentang semakin banyak membuat kesalahan = semakin baik, dengan 7 sub-bab. Bab 11 tentang teknik dan strategi untuk meningkatkan nilai murid, dengan 4 sub-bab. Bab 12 tentang pengharapan dan prestasi, dengan 3 sub-bab. Bab 13 tentang sekolah: mengajar atau mendidik?, dengan 8 sub-bab. Dan bab 14 membahas tentang mau kemana setelah lulus sekolah?, dengan 6 sub-bab.
          Kelebihan dari buku ini adalah terletak pada penjelasan yang tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan bergaya bahasa santai. Pembahasan dijelaskan dengan contoh kehidupan pribadi menambah ke-real-an pembahasan. Font yang digunakan juga tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sehingga enak untuk dibaca. Desain cover yang menarik dan berwarna menambah daya tarik tersendiri bagi pembaca.
          Kekurangan buku ini terletak pada bab introduction yang menggunakan full bahasa inggris. Bagi pembaca yang tidak paham dengan bahasa inggris, hal ini sangatlah menggangu. Seharusnya, disertakan pula translate dari bab introduction karena bisa jadi di dalam bab tersebut terdapat pembahasan yang penting namun pembaca tidak mengetahuinya. Kekurangan juga terlihat pada jenis paragraf yang digunakan, yaitu rata kiri sehingga membuat kesan tulisan kurang rapi. Akan lebih baik lagi jika menggunakan justify (rata kanan dan kiri).

       Buku ini direkomendasikan untuk mereka yang ingin mempelajari bagaimana mengasah kecerdasan pada diri atau anak agar berhasil di Universitas Kehidupan.

Resensi Buku Kiat Mengatasi Kebangkrutan



Panduan Menyelamatkan Diri Dari Kolaps
Judul Buku       : Kiat-Kiat Mengatasi Ancaman Kebangkrutan
Penulis             : Muhammad B. Anggoro
Penerbit           : Garailmu
Cetakan            : Pertama, April 2010
Jumlah hal.       : 238 Halaman
            Memikirkan beban kebangkrutan, beban utang, gaji karyawan, urusan dengan klien, dan beban-beban teknis lain akibat kebangkrutan memang sangat penting dan harus. Namun, ada satu hal yang tidak kalah pentingnya dari semua beban itu, yaitu mengondisikan hati kita sendiri. Beban hati yang tak terkendali akan memperparah keadaan. Pelajaran hati dibenahi terlebih dahulu sebelum memikirkan beban teknis yang lain. Kebangkrutan bukan hanya hak-hak orang kaya atau pengusaha yang beromzet beratus-ratus juta, bermiliar-miliar, atau bahkan bertriliun-triliun. Kebangkrutan bukan hanya dilihat dari besar atau kecilnya nilai kebangkrutan, tapi dari ambang batas maksimal kemampuan seseorang.
            Kebangkrutan adalah masalah. Bukan hanya sebatas finansial saja tapi juga psikis, ekonomi, sosial, dan hukum. Berdasarkan kemampuan usahanya, kebangkrutan ada 4 tingkatan, yaitu: sangat parah, parah, sedang, dan ringan. Solusi konkret dari kebangkrutan tidak lain adalah uang! Inilah hukum materi yang terang benderang nyata, dan sangat konkret untuk menyelesaikan persoalan kebangkrutan.
            Banyak orang yang salah kaprah dengan konsep pasrah. Pasrah memang wajib, namun kepasrahan bukan berarti seperti pasrahnya sebatang kayu yang hanyut terbawa arus air, atau bulu yang diterbangkan angin. Kepasrahan yang benar adalah kepasrahan yang aktif, penuh daya inovasi, kreasi, inisiatif, dan semangat pantang menyerah yang tinggi. Sebenarnya kita sendirilah yang paling tahu persis tanda-tanda kebangkrutan yang akan kita alami. Faktor mental kita sendiri yang sebenarnya belum siap menjadi pebisnis.
            Ada baiknya terlebih dahulu kita membicarakan tentang status atau tingkatan hutan-hutang kita. Buat pemetaan beban-beban utang seperti hutang yang sangat gawat, gawat, lumayan gawat, dan relatif bisa dikondisikan dengan mempertimbangkan skala prioritas. Semakin banyak jaringan pertemanan atau networking, maka segenap hutang pun akan semakin mudah dan cepat diselesaikan. Tidak dipungkiri bahwa letak kunci keberhasilan bisnis adalah networking atau biasa disebut jaringan pertemanan. Jaringan pertemanan adalah aset yang sangat luar biasa untuk menunjang kesuksesan dalam berbisnis.
            Untuk meminimalisir kemarahan penagih hutang, ada perlunya kita mengetahui psikologis penagih hutang.diantaranya adalah jangan sembarangan umbar janji kepada penagih hutang, tetap menemui penagih hutang apapun resikonya, dan diusahakan dicicil dengan dana yang sangat terbatas.
            Buku ini menjelaskan secara rinci bagaimana kiat-kiat dalam mengatasi persoalan kebangkrutan yang mungkin saja sekarang sedang terjadi kepada Anda. Pembaca pun akan dengan mudah menangkap maksud yang dijelaskan oleh penulis karena penulis selalu menyertai setiap bab penjelasan dengan pengalaman pribadinya saat menghadapi kebangkrutan usaha yang sedang dirintisnya. Namun, yang menjadi masalah adalah banyak sekali penjelasan yang diulang-ulang dan berbelit-belit sehingga terkesan dipanjang-panjangkan untuk mendapatkan jumlah halaman yang banyak. Seperti keluar dari mulut harimau masuk mulut buaya, gali lubang tutup lubang, BMT, Bank, Koperasi, dan lain sebagainya. Akan tetapi hal tersebut tidak seberapa pengaruh terhadap makna dari penjelasan yang ditulis oleh penulis hanya saja mengganggu kenyamanan pembaca dalam membaca kata-kata atau kalimat yang terlalu sering diulang. Buku ini sesuai sebagai referensi bagi Anda yang sedang mengalami kebangkrutan atau sebagai Anda yang ingin mengantisipasi terjadinya kebangkrutan dalam usaha.