Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label budaya. Tampilkan semua postingan

Resensi Buku Perilaku Organisasional

Judul Buku          : Perilaku Organisasional
Penulis                : Dr. Sopiah,MM,M.Pd
Penerbit               : Penerbit ANDI
Tahun Terbit        : 2008
Jumlah Halaman  : 30 halaman
Dimensi Buku      : 16 x 23 cm

Dinamika Perilaku Organisasional Anggota Organisasi
Oleh : Nurul Khotimah

perilaku organisasional
Berorganisasi adalah hal yang lumrah dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki fitrah untuk memenuhi kebutuhannya, namun sekaligus memiliki keterbatasan untuk memenuhinya sehingga perlu bantuan yang lain. Ketika orang sudah masuk dan mengikatkan diri pada sebuah organisasi, berarti mereka sudah merasa “klik” dengan tujuan dan arah organisasi , serta sepakat untuk menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan status dan kedudukannya masing – masing.
Untuk memastikan organisasi bisa berjalan sesuai dengan koridornya dalam mencapai tujuan, tentu organisasi juga memiliki aturan – aturan, kebiasaan atau budaya yang dihidupkan, struktur dan pembagian kerja yang profesional serta perangkat – perangkat keorganisasian lainnya. Unsur pemimpin juga sangat sentral dalam organisasi. Pemimpin lah yang menentukan kemana organisasi mau dibawa dan bagaimana menggerakkan semua eleman yang ada dalam organsiasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Memahami perilaku individu – individu dalam organisasi di resensi buku perilaku organisasional bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu itu unik dan menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda dari lainnya. Selain individu, ada juga kelompok dalam organisasi yang untuk memahami perilakunya juga lebih kompleks karena terdiri dari beberapa individu yang berbeda pula. Memahami perilaku organisasional ini ternyata melahirkan bidang studi tersendiri. Mengutip salah satu pendapat ahli, Nimran, perilaku organisasi adalah suatu istilah yang agak umum yang menunjuk pada sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi dalam konteks organisasi. Baca juga: Resensi Budaya Organisasi
Buku Perilaku Organisasional ini adalah kumpulan materi perkuliahan yang disajikan oleh penulis buku dengan tidak hanya menyajikan teori – teori perilaku organisasi semata, tetapi juga menyajikan hasil – hasil penelitian yang bersumber dari jurnal dalam maupun luar negeri. Buku ini terdiri dari 13 bab yang dimulai dengan pengantar perilaku organisasional, perilaku individu dalam organisasi, kelompok dan tim kerja, konflik dan negosiasi, kekuasaan dan politik, kepemimpinan, budaya organisasi, komunikasi dalam organisasi, komitmen organisasional, motivasi dan kepuasan kerja dan diakhiri dengan penyajian hasil – hasil penelitian dalam bidang perilaku organisasional baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Dijelaskan dalam pendahuluan di resensi buku perilaku organisasional ini bahwa dalam memahami studi perilaku organisasional, tidak bisa hanya menggunakan satu pendekatan melainkan harus multidisipliner ilmu. Beberapa diantaranya adalah psikologi, sosiologi antropologi, ilmu politik, sejarah dan ekonomi. Penerapan ilmu politik dalam perilaku organisasi dijelaskan secara detail pada bab 7 dalam buku ini yang membahas “Kekuasaan dan Politik”. Baca juga: Resensi Politik Islam. Bahwa dalam organisasi pun memungkinkan sekali ada politik keorganisasian karena dalam organisasi terdapat struktur kekuasaan dan sumber daya besar yang dikelola baik material dan immaterial. Ada berbagai macam jenis kegiatan politik di dalam organisasi antara lain menyerang atau menutup mata terhadap pihak lain, selektif dalam mendistribusikan informasi, mengendalikan saluran informasi, membentuk koalisi dan managing impression. Namun, tetap ada panduan moralnya dalam politik keorganisasian yaitu memerankan sifat utilitarian (berguna bagi semua kalangan), menghormati hak – hak individu, dan menghargai persamaan hukum.
Penerapan ilmu psikologi dalam perilaku organisasional salah satunya dijelaskan dalam bab 6 yang membahas tentang stress dan cara mengatasinya. Sudah menjadi hal yang lumrah dalam menjalankan program – program organisasi, SDM yang terlibat juga dihadapkan pada stress karena rutinitas atau tekanan deadline kerja. Dalam bab ini dijelaskan tentang General Adaptation Syndrome yaitu sistem pertahanan otomatis yang menolong orang mengatasi tuntutan – tuntutan lingkungan. Syndroma ini memiliki 3 tingkatan yaitu Alarm, Resistensi dan Keletihan. Dijelaskan pula tentang penyebab stress baik yang bersumber dari pekerjaan maupun di luar pekerjaan, akibat – akibat yang dimunculkan karena stress, cara menghilangkan sumber stress di tempat kerja hingga strategi manajemen stress.
Selain bab 6 ada pula di bab 12 tentang motivasi dan kepuasan kerja yang merupakan penerapan ilmu psikologi dalam perilaku organisasional. Manusia ada aspek psikologis yang pasti butuh pula dorongan yang bersifat psikologis agar tetap bisa bekerja mencapai target, di sisi lain, SDM juga punya penilaian terhadap apa yang dia rasakan selama bergabung atau bekerja pada organisasi tersebut yang akan mempengaruhi betah atau tidaknya dia untuk terus berada pada organisasi itu. Penilaian itulah yang dinamakan kepuasan kerja. Penting kiranya bagi pemimpin untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja secara berkala pada SDM nya sebagai masukan untuk sistem motivasi yang diberikan agar SDM – SDM terbaik juga tetap mau berada pada organisasi tersebut. Terkait: Buku Manajemen Personalia dan SDM
Buku ini menjelaskan secara rinci tentang hal – hal yang membentuk perilaku organisasional dari berbagai sudut pandang dan bagaimana mengelola elemen – elemen tersebut untuk mengarahkan perilaku SDM organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan organisasi tersebut. Bagi saya, buku ini bisa dibilang cukup integral dalam membongkar aspek – aspek yang melingkupi perilaku organisasional baik secara individu, kelompok hingga level organisasinya.  Membaca buku ini seperti membaca kumpulan berbagai teori studi perilaku organisasional yang dirangkum dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami. Kelebihan lain dari buku ini adalah penjelasan yang dilengkapi dengan rujukan sumber literatur terkait dari para ilmuan yang sudah lama meneliti tentang perilaku organisasional , bagan, dan skema yang membantu pemaparan teori serta pembagian bab, topik dan sub topik dalam format numbering yang jelas sehingga buku ini juga bisa dipakai sesuai kebutuhan topik yang ingin didalami dengan melihat terlebih dahulu di daftar isi untuk mencari topik yang ingin dibaca. Hampir di setiap diksi yang sulit dijelaskan maknanya. Ada bab 13 yang berisi tentang beberapa hasil penelitian dalam bidang ilmu perilaku organisasi, yang bisa menambah pemahaman pembaca tentang ilmu perilaku organisasional dalam tataran yang lebih praktis
Kelemahan buku ini adalah di aspek terapan atau contoh – contoh dalam menjelaskan pemaparannya.Dengan adanya contoh tentu akan membantu agar lebih konkrit atau menambah referensi pembaca juga. Bahan kertasnya juga rawan sobek karena bisa dibilang cukup tipis.

Resensi buku perilaku organisasional ini bermanfaat untuk mahasiswa dan dosen, aktivis organisasi, dan pemimpin organisasi baik organisasi bisnis, politik, kemasyarakatan , dan lain – lain. Dengan mengenal perilaku organisasional, para pemimpin dan anggota organisasi dapat memainkan peran secara lebih arif dan bijak dalam rangka mencapai tujuan organisasi jangka pendek maupun jangka panjang.

Resensi Buku Komunikasi dan Komodifikasi

Resensi Buku Komunikasi dan Komodifikasi


Judul Buku                         : Komunikasi dan Komodifikasi
Penulis                               : Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad
Penerbit                             : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Terbit                       : 2014
Jumlah Halaman                : 266 Halaman
Media dan Budaya Masyarakat dalam Bingkai Komodifikasi
Oleh : Nurul Khotimah

Komunikasi dan KomodifikasiEra globalisasi membawa kita pada kemajuan teknologi yang sangat pesan. Kini semua informasi hanya berada pada satu sentuhan jari dan tiap menit ribuan informasi mengalir dengan derasnya. Informasi ini bisa bermacam – macam bentuknya yaitu iklan, promosi, atau sekedar berita. Tiap hari berbagai media mulai dari media cetak, televisi, radio, dan online juga menyuguhkan kita banyak iklan. “Hujan iklan” yang demikian derasnya membuat kita juga terkadang bingung memilih antara butuh atau tidak dan mana yang harus dibeli dan tidak.
Secara tidak tersadari, bersamaan dengan berkembangnya media, juga berpengaruh pada budaya masyarakat. Jika dulu media cetak seperti koran, majalah, buku memiliki omset yang sangat tinggi dan menjadi kebutuhan mutlak masyarakat untuk mendapatkan informasi, kini semua tergantikan oleh internet. Ada e-book dan e-newspaper yang memungkinkan orang tidak lagi harus membeli buku dan koran dalam bentuk fisik. Mereka bisa mengaksesnya kapan saja dan dimana saja dengan mudah. Budaya membaca pun berubah. Media lewat iklan – iklannya juga mengkonstruksi realitas dan membuat nilai – nilai baru di masyarakat. Seperti misalnya gaya berdandan yang dulu diyakini hanya menjadi kewajiban bagi para wanita, kini pria pun juga wajib melakukannya. Dipakainya produk – produk merias diri seperti parfum,deodorant dan sabun pembersih muka bagi pria akan diwajari sebagai sebuah kebutuhan dari seorang pria yang ingin dianggap keren. Kita juga bisa melihat dari contoh iklan rokok. Konstruksi “cowok macho” dibangun lewat iklan rokok melalui papan reklame yang menampilkan seorang laki – laki dengan postur seperti binaraga, di lengan atasnya bertuliskan nama – nama wanita yang pernah menjadi pacarnya, dilengkapi dengan tulisan “Jatuh Cinta Go Ahead” di reklame tersebut. Secara keseluruhan kita bisa menangkap kesan maskulinitas yang hendak dibangun.
Resensi Buku Komunikasi dan Komodifikasi ini memaparkan hasil – hasil penelitian yang sudah diubah dalam format artikel yang lebih mudah untuk dibaca namun tidak menghilangkan unsur keilmiahannya. Ada 10 bab yang tiap babnya menyajikan 1 hasil penelitian dan bab 11 sebagai bab catatan akhir untuk calon ilmuan dan peneliti kritis muda. Tema – tema yang diangkat yaitu komunikasi dan komodifikasi budaya dan media ; globalisasi media dan komodifikasi dunia kehidupan ; antara “global village” atau “global pillage” kritik atas arus industrialisasi budaya dan media ; ekonomi politik dan kapitalisme media global ; teknologi komunikasi dan masyarakat jaringan ; media baru dan komodifikasi waktu luang ; komodifikasi atau ekspresi baru keberagamaan di dunia virtual ; komodifikasi maskulinitas dalam imaji iklan ; menjadikan khalayak perempuan sebagai subyek aktif ; media alternative sebagai forum publik.
Tema sentral dari semua bab yang ditampilkan memang mengarah sesuai judulnya yaitu komunikasi dan komodofikasi. Beberapa teori yang dilibatkan dalam pembahasan artikel di Resensi Buku Komunikasi dan Komodifikasi ini misalnya teori substitusi media, teori ekonomi politik, konsep budaya teknologi, teori jaringan dalam komunikasi, dan lain – lain yang kesemuanya adalah teori – teori sosial kontemporer. Salah satu contoh adalah pembahasan di bab 7, pembaca akan diajak untuk menelaah fenomena berkembang pesatnya internet dengan munculnya cyber religion, yaitu istilah untuk fenomena menjamurnya ekspresi keberagamaan berupa spiritualitas atau religiusitas dan komunitas keyakinan online, di dalam dunia maya, hingga secara tidak sadar, agama itu telah memasuki proses komodifikasi. Bahkan dalam sebuah survey atas 1.309 kongregasi bertelegram, grup Pew menemukan bahwa 83% gereja percaya bahwa internet memperkuat keyakinan dan pertumbuhan spiritual jemaat. Bahkan, banyak gereja yang telah membuat situs dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi satu-arah untuk mempromosikan dan mengiklankan diri dalam komunitasnya dan sebagai upaya untuk menarik anggota baru, dan dalam setiap kesempatan menawarkan informasi bagi para anggota jemaatnya. Di bab 4 yang membahas tentang ekonomi politik dan kapitalise media global juga membahas secara mendalam bagaimana elite media dan elite intelektual pada umumnya memiliki agenda tertentu, yang sengaja dipropagandakan lewat media untuk membangun isu tertentu pada khalayak luas. Membaca bab ini, pembaca akan bisa mengambil hikmah tentang perlunya memahami 5 filter propaganda media dan 3 model organisasi media yang bagi para pengkaji ekonomi politik media penting untuk memahami kapitalisme dan konglomerasi media dan beroperasinya media global.
Setiap hasil penelitian disini dibahas dalam 1 bab tersendiri sehingga memudahkan pembaca jika ingin hanya membaca di bagian – bagian tertentu. Kelebihan lain buku ini terletak pada penjelasan yang cukup mendetail dan sistematis karena selalu didahului dengan pendahuluan ,landasan teori dan kemudian menjabarkan fenomena yang diangkat serta analisisnya. Kutipan referensi dari sumber yang terpercaya dan dicantumkan dalam bentuk footnote dan bodynote yang memudahkan pembaca untuk mendalami bagian – bagian yang diperlukan sesuai referensi tersebut.
Dari aspek diksi. memang bisa dibilang diksinya cukup akademik dan hanya bisa dimengerti oleh mereka yang memang berminat di bidang ini atau orang – orang yang mengenyam pendidikan tinggi. Tersedianya daftar pustaka juga membantu pembaca untuk mencari referensi berkaitan dengan apa yang dibahas dalam artikel. Adanya daftar indeks juga memudahkan untuk melakukan pencarian cepat. Kertas yang digunakan adalah kertas kuning 70 gsm sehingga tidak mudah robek dan cetakannya tidak tembus antara halaman depan dan halaman belakang. Buku ini tidak banyak menyajikan penjelasannya dalam bentuk gambar dan ilustrasi, terbukti dari daftar gambar dan ilustrasi hanya ada 9 buah saja, sehingga secara sajian data dan analisis menjadi kurang menarik karena kurang adanya visualisasi. Selain itu, ada beberapa istilah dan kalimat kutipan dalam bahasa inggris yang tidak dijelaskan maksudnya, sehingga pembaca harus mencari dan memahami sendiri maknanya agar tetap bisa memahami artikel penelitian tersebut secara utuh.

Resensi Buku Komunikasi dan Komodifikasi ini cocok direkomendasikan untuk para peneliti media, peminat kajian – kajian media, mahasiswa jurusan komunikasi dan humaniora, akademisi dan praktisi media dan komunikasi

Resensi Budaya Organisasi


Judul Buku                          : Budaya Organisasi
Penulis                                : Taliziduhu Ndraha
Penerbit                              : Rineka Cipta
Tahun Terbit                      : Cetakan ke 3, 2010
Jumlah Halaman               : 168 Halaman
Harga Buku                         : Rp 40.000,-
Mempelajari Budaya Organisasi dengan Perspektif Teoritik
Oleh : Nurul Khotimah
Budaya OrganisasiSetiap organisasi tentu memiliki budaya organisasi yang dibuat untuk menunjang produktivitas dan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Tanpa adanya budaya organisasi, maka organisasi akan kesulitan mengarahkan anggotanya yang berjumlah banyak dengan ragam karakter dan kepribadian yang berbeda–beda untuk bisa mencapai visi bersama. Karena tiap visi, misi dan program, memerlukan kompetensi dan kebiasaan–kebiasaan tertentu dari semua anggotanya organisasi untuk bisa menjalankannya, maka suatu organisasi besar rela mengeluarkan sumber daya yang tidak sedikit untuk melakukan riset budaya organisasi hingga menjalankan program budaya organisasinya.
Kita bisa melihat dari perusahaan Toyota dengan budaya kerja Kaizen-nya mampu membuat Toyota terus eksis dan menjadi perusahaan pembuatan mobil yang sukses. Pun di perusahaan Google yang menerapkan budaya kerja dengan filosofi menciptakan tempat kerja yang paling produktif dan bahagia di dunia, hingga Google disebut sebagai perusahaan terbaik untuk bekerja oleh Majalah Fortune dan Great Place to Work Institute sebanyak 5x berturut – turut.
Istilah budaya dalam sebuah organisasi tentu berbeda dengan istilah budaya dalam sebuah negara. Budaya dalam sebuah organisasi secara sederhana bisa dijelaskan dalam konsep perilaku kolektif anggota organisasi yang diorientasikan untuk mendukung suatu pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan istilah budaya dalam sebuah negara mengacu pada suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya itu terbentuk dari banyak unsur seperti sistem agama, adat istiadat, bahasa, kesenian dan sebagainya.
Buku ini merupakan bahan ajar untuk mata kuliah budaya organisasi yang digunakan untuk pegangan pengajar pada jurusan manajemen di perguruan tinggi. Maka dari itu, pembahasan dalam buku ini bersifat sangat teoritik dan merupakan kumpulan konsep–konsep budaya yang diramu dari sumber berbahasa asing. Konsep–konsep budaya organisasi yang diulas dalam buku ini diantaranya adalah manusia dan lingkungannya, kebutuhan, dan kepentingan ; nilai dan teori nilai ; pendirian, sikap, perilaku, dan raga ; konsep budaya ; konsep organisasi ; budaya kuat ; budaya Indonesia ; tantangan budaya ; manajemen budaya ; teori budaya organisasi terpadu (Integrated Theory of Organizational Culture).
Jika dibaca dengan mendalam, maka akan terlihat kerangka buku ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu penjelasan elemen–elemen penting dalam budaya organisasi, penjelasan tentang proses terbentuknya budaya organisasi (input-proses-output-pengukuran budaya) hingga mempertahankan budaya organisasi seperti dijelaskan dalam tantangan budaya dan manajemen budaya, dan yang terakhir penjelasan tentang pengembangan konsep budaya dan studi kasus.
Sesuatu yang menjadi ruh dalam pembahasan buku ini adalah proses terbentuknya budaya hingga mempertahankan budaya organisasi. Faktor yang dipertimbangkan dalam pembentukan budaya organisasi diantaranya adalah pendiri organisasi, pemilik organisasi, SDM asing, luar organisasi, yang berkepentingan, dan masyarakat. Faktor ini kemudian diproses dalam proses budaya. Proses itu terdiri dari sejumlah subproses yang saling menjalin, antara lain kontak budaya, penggalian budaya, seleksi budaya, pemantapan budaya, sosialisasi budaya, internalisasi budaya, kontrol budaya, evaluasi budaya, pertahanan budaya, perubahan budaya, dan pewarisan budaya yang terjadi dalam hubungan antara suatu organisasi dengan lingkungannya secara berkesinambungan. Output dari proses tersebut adalah budaya organisasi yang dijelaskan dalam bentuk anggapan dasar, kepercayaan dasar, visi dan misi, hubungan antara nilai dengan budaya, hubungan antara budaya dengan manajemen, hubungan antara budaya dengan kinerja ekonomi, hubungan antara budaya dengan keunggulan bisnis dan hubungan antara budaya dengan kepemimpinan. Indikator sukses suatu budaya organisasi yang kuat dapat diukur dari dimensi intensity, clarity, dan extensity. Budaya organisasi yang baik adalah budaya organisasi yang tidak hanya kuat dan bisa menjadi ciri khas dari organisasi tersebut, melainkan juga harus adaptable seperti yang diungkapkan oleh Kotter dan Heskett dalam penelitiannya. Bahwa hanya budaya organisasi yang mendukung organisasi untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkunganlah yang dapat menunjukkan kinerja yang tinggi.
Budaya organisasi harus bisa melembaga mulai dari level makro organisai hingga tingkat mikro individual organisasi. Maka dari itu diperlukan pengukuran budaya. Selain itu, dalam pembangunan budaya bukan berarti tanpa ada halangan. Dalam buku ini juga mengupas tantangan budaya bisa berasal dari budaya antar pribadi, antar unit erja di dalam organisasi, antar organisasi, pusat dengan daerah, dan tantangan budaya dari luar (global).
Kelebihan buku ini terletak pada kedalaman teori budaya organisasi yang tidak hanya mencakup budaya organisasi dalam tingkatan mikro namun juga budaya pada negara Indonesia, yaitu perwujudan Bhinneka Tunggal Ika. Penjelasan yang dilengkapi dengan matriks dan tabel cukup bisa menyederhanakan penjelasan dari teori yang dipaparkan. Adanya pembahasan tentang teori budaya organisasi terpadu menambah khazanah pengetahuan tentang teori budaya organisasi. Daftar pustaka yang terlampir juga sangat membantu pembaca jika ingin menambah referensi. Penggunaan banyak singkatan seperti menyebut Budaya Sebagai Input dengan singkatan BSI dan Budaya Sebagai Output dengan BSO, disatu sisi bisa memudahkan mengingat bagi pembaca, namun di beberapa bagian justru terasa membingungkan karena di buku ini cukup banyak dijumpai singkatan seperti itu.
Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu pemilihan diksi di beberapa bagian dari buku kurang terpahami maksudnya. Apalagi jika merunut asal buku ini yang juga merupakan gabungan dari sumber bahasa asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa kalimat/idiom yang kurang terpahami dalam konteks Indonesia. Buku ini juga tidak dilengkapi glosarium yang bisa membantu jika ada istilah yang tidak terpahami. Tidak adanya daftar singkatan juga menyulitkan pembaca karena dalam buku ini cukup banyak singkatan. Selain itu, tidak adanya catatan kaki juga menyulitkan jika para pembaca ingin menelusuri lebih dalam terkait teori yang dijelaskan di buku tersebut. Mengingat latar belakang dan tujuan buku ini dibuat adalah untuk kebutuhan bahan ajar mata kuliah, akan lebih baik jika dilengkapi bab pendahuluan yang berisi outline buku dan cara memahami buku ini, sehingga memudahkan para dosen dan juga mahasiswa yang sedang mendalami mata kuliah budaya organisasi untuk memahaminya.

Buku ini direkomendasikan untuk mahasiswa jurusan manajemen, dosen, pengamat dan praktisi manajemen dan organisasi, periset budaya organisasi, dan akademisi yang berfokus pada kajian ilmu organisasi dan manajemen.