Judul Buku : Budaya Organisasi
Penulis : Taliziduhu Ndraha
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun Terbit : Cetakan ke 3, 2010
Jumlah Halaman : 168 Halaman
Harga Buku : Rp 40.000,-
Mempelajari Budaya Organisasi dengan Perspektif Teoritik
Oleh : Nurul Khotimah
Setiap organisasi tentu memiliki budaya organisasi yang dibuat untuk menunjang produktivitas dan pencapaian tujuan dari organisasi tersebut. Tanpa adanya budaya organisasi, maka organisasi akan kesulitan mengarahkan anggotanya yang berjumlah banyak dengan ragam karakter dan kepribadian yang berbeda–beda untuk bisa mencapai visi bersama. Karena tiap visi, misi dan program, memerlukan kompetensi dan kebiasaan–kebiasaan tertentu dari semua anggotanya organisasi untuk bisa menjalankannya, maka suatu organisasi besar rela mengeluarkan sumber daya yang tidak sedikit untuk melakukan riset budaya organisasi hingga menjalankan program budaya organisasinya.
Kita bisa melihat dari perusahaan Toyota dengan budaya kerja Kaizen-nya mampu membuat Toyota terus eksis dan menjadi perusahaan pembuatan mobil yang sukses. Pun di perusahaan Google yang menerapkan budaya kerja dengan filosofi menciptakan tempat kerja yang paling produktif dan bahagia di dunia, hingga Google disebut sebagai perusahaan terbaik untuk bekerja oleh Majalah Fortune dan Great Place to Work Institute sebanyak 5x berturut – turut.
Istilah budaya dalam sebuah organisasi tentu berbeda dengan istilah budaya dalam sebuah negara. Budaya dalam sebuah organisasi secara sederhana bisa dijelaskan dalam konsep perilaku kolektif anggota organisasi yang diorientasikan untuk mendukung suatu pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan istilah budaya dalam sebuah negara mengacu pada suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya itu terbentuk dari banyak unsur seperti sistem agama, adat istiadat, bahasa, kesenian dan sebagainya.
Buku ini merupakan bahan ajar untuk mata kuliah budaya organisasi yang digunakan untuk pegangan pengajar pada jurusan manajemen di perguruan tinggi. Maka dari itu, pembahasan dalam buku ini bersifat sangat teoritik dan merupakan kumpulan konsep–konsep budaya yang diramu dari sumber berbahasa asing. Konsep–konsep budaya organisasi yang diulas dalam buku ini diantaranya adalah manusia dan lingkungannya, kebutuhan, dan kepentingan ; nilai dan teori nilai ; pendirian, sikap, perilaku, dan raga ; konsep budaya ; konsep organisasi ; budaya kuat ; budaya Indonesia ; tantangan budaya ; manajemen budaya ; teori budaya organisasi terpadu (Integrated Theory of Organizational Culture).
Jika dibaca dengan mendalam, maka akan terlihat kerangka buku ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu penjelasan elemen–elemen penting dalam budaya organisasi, penjelasan tentang proses terbentuknya budaya organisasi (input-proses-output-pengukuran budaya) hingga mempertahankan budaya organisasi seperti dijelaskan dalam tantangan budaya dan manajemen budaya, dan yang terakhir penjelasan tentang pengembangan konsep budaya dan studi kasus.
Sesuatu yang menjadi ruh dalam pembahasan buku ini adalah proses terbentuknya budaya hingga mempertahankan budaya organisasi. Faktor yang dipertimbangkan dalam pembentukan budaya organisasi diantaranya adalah pendiri organisasi, pemilik organisasi, SDM asing, luar organisasi, yang berkepentingan, dan masyarakat. Faktor ini kemudian diproses dalam proses budaya. Proses itu terdiri dari sejumlah subproses yang saling menjalin, antara lain kontak budaya, penggalian budaya, seleksi budaya, pemantapan budaya, sosialisasi budaya, internalisasi budaya, kontrol budaya, evaluasi budaya, pertahanan budaya, perubahan budaya, dan pewarisan budaya yang terjadi dalam hubungan antara suatu organisasi dengan lingkungannya secara berkesinambungan. Output dari proses tersebut adalah budaya organisasi yang dijelaskan dalam bentuk anggapan dasar, kepercayaan dasar, visi dan misi, hubungan antara nilai dengan budaya, hubungan antara budaya dengan manajemen, hubungan antara budaya dengan kinerja ekonomi, hubungan antara budaya dengan keunggulan bisnis dan hubungan antara budaya dengan kepemimpinan. Indikator sukses suatu budaya organisasi yang kuat dapat diukur dari dimensi intensity, clarity, dan extensity. Budaya organisasi yang baik adalah budaya organisasi yang tidak hanya kuat dan bisa menjadi ciri khas dari organisasi tersebut, melainkan juga harus adaptable seperti yang diungkapkan oleh Kotter dan Heskett dalam penelitiannya. Bahwa hanya budaya organisasi yang mendukung organisasi untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkunganlah yang dapat menunjukkan kinerja yang tinggi.
Budaya organisasi harus bisa melembaga mulai dari level makro organisai hingga tingkat mikro individual organisasi. Maka dari itu diperlukan pengukuran budaya. Selain itu, dalam pembangunan budaya bukan berarti tanpa ada halangan. Dalam buku ini juga mengupas tantangan budaya bisa berasal dari budaya antar pribadi, antar unit erja di dalam organisasi, antar organisasi, pusat dengan daerah, dan tantangan budaya dari luar (global).
Kelebihan buku ini terletak pada kedalaman teori budaya organisasi yang tidak hanya mencakup budaya organisasi dalam tingkatan mikro namun juga budaya pada negara Indonesia, yaitu perwujudan Bhinneka Tunggal Ika. Penjelasan yang dilengkapi dengan matriks dan tabel cukup bisa menyederhanakan penjelasan dari teori yang dipaparkan. Adanya pembahasan tentang teori budaya organisasi terpadu menambah khazanah pengetahuan tentang teori budaya organisasi. Daftar pustaka yang terlampir juga sangat membantu pembaca jika ingin menambah referensi. Penggunaan banyak singkatan seperti menyebut Budaya Sebagai Input dengan singkatan BSI dan Budaya Sebagai Output dengan BSO, disatu sisi bisa memudahkan mengingat bagi pembaca, namun di beberapa bagian justru terasa membingungkan karena di buku ini cukup banyak dijumpai singkatan seperti itu.
Buku ini juga memiliki beberapa kekurangan yaitu pemilihan diksi di beberapa bagian dari buku kurang terpahami maksudnya. Apalagi jika merunut asal buku ini yang juga merupakan gabungan dari sumber bahasa asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa kalimat/idiom yang kurang terpahami dalam konteks Indonesia. Buku ini juga tidak dilengkapi glosarium yang bisa membantu jika ada istilah yang tidak terpahami. Tidak adanya daftar singkatan juga menyulitkan pembaca karena dalam buku ini cukup banyak singkatan. Selain itu, tidak adanya catatan kaki juga menyulitkan jika para pembaca ingin menelusuri lebih dalam terkait teori yang dijelaskan di buku tersebut. Mengingat latar belakang dan tujuan buku ini dibuat adalah untuk kebutuhan bahan ajar mata kuliah, akan lebih baik jika dilengkapi bab pendahuluan yang berisi outline buku dan cara memahami buku ini, sehingga memudahkan para dosen dan juga mahasiswa yang sedang mendalami mata kuliah budaya organisasi untuk memahaminya.
Buku ini direkomendasikan untuk mahasiswa jurusan manajemen, dosen, pengamat dan praktisi manajemen dan organisasi, periset budaya organisasi, dan akademisi yang berfokus pada kajian ilmu organisasi dan manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar