Judul : Sosiologi Dakwah
Penulis : DR. Acep Aripudin
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit : 2013
Jumlah Hal. : 157 Halaman
Harga : Rp 32.000,00
Harga : Rp 32.000,00
Menyelami Dakwah Melalui Sosiologi
Oleh : Nurul Khotimah
Obyek dakwah adalah masyarakat. Agar dapat berdakwah dengan tepat sesuai konteks masyarakat, diperlukan pemahaman yang integral dan mendalam tentang masyarakat. Masyarakat bukanlah sesuatu yang stagnan. Dengan segala kompleksitasnya, masyarakat sangatlah dinamis dan senantiasa mengalami perubahan–perubahan. Oleh karena itu, tantangan dan masalah dakwah juga kian berkembang.
Sosiologi atau ilmu–ilmu sosial hadir untuk memahami masyarakat dengan cara yang reflektif, teoritik namun tidak menghilangkan kedinamisannya. Akan sangat cocok ketika sosiologi juga digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menjalankan dakwah. Fenomena–fenomena sosial di masyarakat akan mampu dijelaskan secara gamblang oleh ilmu sosiologi sehingga akan memudahkan gerakan dakwah untuk membuat design dakwah yang lebih solutif sekaligus adaptif bagi tantangan zaman. Dengan memahami sosiologi dakwah di Indonesia, maka memungkinkan sekali gerakan dakwah yang meng-Indonesia bisa dihasilkan sehingga mampu mengubah tatanan sosial budaya dari yang membawa kepada kemudharatan, tergantikan dengan tatanan sosial budaya yang membawa kepada kemanfaatan seluruh umat, seperti spirit dari Islam itu sendiri, agama yang rahmatan lil alamin.
Kajian sosiologi dakwah sangat luas meliputi keseluruhan interaksional masyarakat dakwah yaitu hubungan dakwah dengan ekonomi, politik, pendidikan, wanita, lingkungan hidup, dan seterusnya baik pada ranah subyek dakwah, obyek dakwah, materi dakwah, media, dan tujuan dakwah. Sosiologi dakwah juga menelaah bagaimana interaksi antara da’i dan mad’u (sasaran dakwah), da’i dengan da’i dan mad’u dengan sesamanya.
Buku Sosiologi Dakwah ini membahas masalah–masalah dakwah ketika dihadapkan langsung pada fenomena–fenomena sosial di masyarakat. Misalnya, seperti yang dibahas pada bab 4 tentang dakwah di perkotaan. Kita tahu masyarakat perkotaan itu cukup majemuk, mulai dari suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat mobilitas sosial, status sosial, tingkat ekonomi dan sebagainya. Bagaimana dakwah bisa adaptif dalam situasi masyarakat perkotaan dibahas dengan cukup mendalam dengan pendekatan dakwah antar budaya.
Pada bab 1 dibahas tentang teori sosial dakwah. Dijelaskan tentang batasan obyek kajian sosiologi dakwah dan teori sosial yang digunakan untuk memahami fenomena dakwah seperti teori struktural fungsional, teori konflik, teori interaksionisme simbolik, dan teori strukturasi dari Anthony Giddens. Di bab 2 pembaca diajak memahami problem, tantangan dan prospek mad’u kontemporer yang dibahas cukup mendalam dengan membagi segmen mad’u menjadi kelas bawah, kelas menengah dan kelas atas serta apa saja masalah–masalah yang dihadapi hingga cara–cara berdakwah yang sekiranya sesuai dengan kondisi sosiologis masing–masing segmen tersebut. Dakwah tentu ada medianya juga, maka di bab 3 dibahas media dakwah pop. Dinamakan begitu karena memang pada kenyataannya di masa sekarang, menurut John Storey dalam Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop, ada beberapa tren saluran budaya popular yang digandrungi saat ini dan menjunjung tinggi perubahan. Media pop itu diantaranya televisi, film, pers pop, majalah pop, musik pop dan fiksi. Bab 4 sudah terjelaskan sekilas di atas kemudian bersambung ke bab 5 yang membahas gerakan dakwah kontemporer yang mengupas transformasi gerakan dakwah di Indonesia mulai dari jihad, fundamentalisme dan radikalisme, sekte keagamaan, islam liberal hingga kapitalisasi dakwah. Dakwah yang dulu dikenal lebih banyak da’i daripada da’iyah nya, sekarang mulai banyak bermunculan da’iyahnya (da’i wanita). Fenomena itu dibahas pada bab 6. Bab 7 membahas isu dan masalah kontemporer dakwah. Di bab ini isu–isu dakwah dari topik religiusitas kontra sekulerisme, kekerasan sosial dan agama, korupsi, dimensi peringatan Maulid Nabi, hingga ketahanan lingkungan dan krisis air bersih didalami dengan perspektif sosiologi dakwah. Per topik dibahas dengan singkat,lugas dan bisa menghasilkan penyikapan–penyikapan dakwah yang sesuai dengan konteks Indonesia.
Kelebihan buku ini terletak pada pembahasan yang ringan karena setiap bab nya lebih banyak menyuguhkan realitas–realitas yang dekat dengan kita dan minim teori yang terlalu muluk-muluk kecuali dalam pembahasan pertama yang menerangkan tentang teori sosial. Di bab lain, teori juga diselipkan namun hanya berkedudukan sebagai penguat penjelasan. Istilah dan diksi yang digunakan dalam buku ini pun bisa dibilang umum dan relatif tidak sulit untuk dipahami sehingga orang awam pun bisa membacanya. Sumber–sumber yang tercantum di catatan kaki dan daftar pustaka bisa memudahkan pembaca jika ingin mendalami bagian–bagian tertentu. Buku ini memberikan perspektif–perspektif baru dalam memandang dakwah seperti ketika buku ini mengulas tentang jihad konteks Indonesia, lalu bagaimana dakwah menyikapi ketahanan lingkungan dan krisis air bersih.
Ada kelebihan ada juga kekurangan. Menurut saya, kekurangannya terletak pada kedalaman pembahasan. Topik–topik yang ditawarkan sebenarnya sangat menarik jika dikupas lebih dalam lagi sehingga solusi dari perspektif sosiologi dakwahnya pun akan sampai pada tataran teknis, tidak hanya berhenti di permukaan. Selain itu, selama membaca buku ini, pembaca akan menemukan sedikit sekali dalil naqli (dalil yang bersumber dari teks ajaran islam) yang ditampilkan, dominannya lebih pada dalil aqli (pendekatan logika). Kalau pembahasan dibahas dengan porsi yang seimbang dan komprehensif antara dalil naqli dan dalil aqli, tentu bisa menghasilkan analisis yang lebih integral bahkan mungkin mendalam. Buku ini sangat direkomendasikan untuk mahasiswa jurusan dakwah atau sosiologi, aktivis dakwah, para da’i dan calon da’i, akademisi serta masyarakat awam yang ingin memahami dakwah dari perspektif yang berbeda.
Finally I get meski cuma resensinya thanks.. semoga kebaikannya di balas Allah SWT
BalasHapusamin.. terima kasih kembali.. semoga resensi bukunya bermanfaat :)
Hapus