Kapitalisme yang Memihak Kaum Miskin


Judul buku                  : Bisnis Sosial – Sistem Kapitalisme Baru Yang Memihak Kaum Miskin
Pengarang                  : Muhammad Yunus dengan Karl Weber
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman        : 232 Hal
Tahun terbit                : 2011
Dimensi buku             : 15 cm X 23  cm
Harga                           : Rp 57.000,00
Konsep Ekonomi Baru yang Berpijak pada Asas Keadilan
Oleh: Purwanto
Pada awal tahun 70an, negara Bangladesh yang baru merdeka berada dalam keadaan yang menyedihkan. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan pasca perang kemerdekaan dengan angkatan bersenjata Pakistan, diperparah dengan datangnya banjir, kekeringan dan juga angin ribut membuat jutaan orang terpaksa menghadapi situasi putus asa. Dengan kondisi seperti itu, kemiskinan merupakan sebuah keniscayaan dan kelaparan merupakan dampak berikutnya yang pasti terjadi. Situasi seperti itulah yang membuat Muhammad Yunus, yang merupakan dosen di sebuah Universitas terdorong untuk terjun langsung tanpa ragu dalam aktivitas-aktivitas sosial untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang sudah akut di masyarakat. Muhammad Yunus rela melepaskan jabatan akademisinya dan kemudian mendirikan bank-bank untuk kaum miskin. Impian besar Muhammad Yunus adalah menciptakan dan mewujudkan sebuah gagasan akan sebuah bentuk baru kapitalisme dan sebuah bentuk badan usaha baru yang didasarkan oleh kepedulian orang kepada sesama, yang disebut bisnis sosial. Usaha-usaha yang begitu keras dilakukan oleh Muhammad Yunus dalam rangka mengatasi permasalahan rakyat miskin di Bangladesh telah membuat beliau mendapatkan hadiah nobel perdamaian. Hal ini membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh Muhammad Yunus merupakan tindakan yang nyata dan membawa perubahan yang besar sehingga mendapatkan apresiasi dan menjadi inspirasi dunia.
Buku  berjudul bisnis sosial – sistem kapitalisme baru yang memihak kaum miskin merupakan sebuah catatan nyata perjalanan seorang Muhammad Yunus untuk mewujudkan impian besarnya yaitu menciptakan dan mewujudkan bentuk kapitalisme baru yang memihak kaum miskin. Diawali dengan penggambaran yang sangat kongkrit tentang situasi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat Bangladesh pasca kemerdekaan pada sekitar tahun 1974-an. Kondisi kemiskinan ini diperparah dengan munculnya para lintah darat yang membuat masyarakat miskin makin tak berdaya. Praktik lintah darat ini sungguh memprihatinkan, bayangkan saja seorang warga miskin meminjam uang sebesar 5 taka (kira-kira hanya 7 sen dolar Amerika) dari seorang lintah darat atau pedagang. Kemudian dari uang sekecil itu digunakan untuk membeli bambu yang kemudian ia jadikan kursi untuk dijual. Suku bunga untuk pinjaman itu tinggi sekali bisa sampai 10 persen per minggu. Ditambah persyaratan khusus yang diterapkan dalam pinjaman itu, yaitu nantinya harus menjual semua produknya kepada si lintah darat dengan harga yang ditentukan oleh si lintah darat. Alhasil pinjaman sebesar 5 taka itu menjadikan masyarakat sebagai budak tidak resmi. Sekeras apapun dia bekerja, ia dan keluarganya tidak akan mampu melepaskan diri dari kemelaratan. Situasi ini membuat Muhammad Yunus mengambil langkah yang tidak umum saat itu, yaitu mendirikan sebuah bank yang bisa memberikan pinjaman kepada warga miskin tanpa bunga dan sistem kredit dengan besaran cicilan tidak ditentukan. Banyak sekali hambatan dalam upaya ini, namun pada akhirnya Muhammad Yunus mampu mendirikan sebuah bank dengan nama Grameen Bank (Bank Pedesaan). Grameen Bank telah meminjamkan lebih dari 100 juta dolar per bulan dalam bentuk pinjaman tanpa agunan dengan tingkat pembayaran kembali pinjaman-pinjaman itu sekitar 98% padahal nasabahnya dari kalangan orang miskin. Dalam kurun waktu 4 tahun, Grameen Bank mampu mengentaskan 18.000 orang pengemis. Lebih dari 50.000 mahasiswa yang menempuh pendidikan di fakultas-fakultas kedokteran, fakultas-fakultas tehnik, dan lain-lain dengan biaya dari Grameen Bank.
Muhammad Yunus dalam buku ini juga menunjukkan bagaimana gambaran atau konsep bisnis masa depan yang bertumpu atas dasar nilai-nilai kepedulian antar sesama. Beliau menyebutnya bisnis sosial, sebuah kapitalisme baru yang lebih berpihak pada kaum miskin. Bisnis sosial adalah sebuah proses pembelajaran yang dahsyat. Masuki saja, maka anda dengan segera menemukan anda bekerja dan berpikir dengan cara-cara yang belum pernah anda lakukan. Tantangan-tantangan baru akan timbul yang memaksa anda mengaktifkan otot-otot intelektual dan emosional yang telah lama dibiarkan tidak terpakai.
Muhammad Yunus dengan Karl Weber (penulis dari New York) menulis buku ini dengan sangat baik karena berangkat dari kisah nyata pengalaman Muhammad Yunus sendiri. Sisi positif lainnya dari buku ini adalah cara penyajiannya yang sangat ringan untuk dibaca dan dipahami, layaknya sebuah novel laris yang membuat siapapun membaca buku ini akan sulit untuk berhenti.
Namun, kekurangan dari buku ini adalah kertasnya yang tipis sehingga sangat rentan sekali robek. Tidak hanya itu saja, buku tersebut juga tidak menyertakan gambar dan tabel yang bisa memperjelas dan mengkongkritkan penjelesannya. Bagi kalian yang memiliki kepedulian sosial dan jiwa entrepreneur yang tinggi, wajib untuk membaca dan mengambil banyak hikmah dari dalam buku ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar