Resensi Dasar-Dasar Logika


Judul Buku      : Dasar-Dasar Logika – Sebuah Langkah Awal untuk Masuk ke Berbagai Disiplin Ilmu dan Pengetahuan
Penulis              : Jacobus Ranjabar, S.H., M.Si.
Penerbit           : ALFABETA
Cetakan Ke-1 : Juni 2014
ISBN                : 978-602-289-054-6
Jumlah Hal.     : 268 Halaman
Dimensi Buku : 16 x 24 cm
Harga Buku    : Rp 60.000,00
Prinsip Logis Dalam Berpikir
Oleh: Ay Gustin
            Perkembangan pengetahuan manusia terutama yang berhubungan dengan informasi ilmiah telah melaju dengan sangat pesat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencermati bagaimana cara berfikir, belajar dan mengerti apa yang dipelajari, serta mencari dan menemukan informasi baru. Inilah tugas logika untuk memberikan penerangan bagaimana orang seharusnya berpikir. Hal ini bermaksud agar terhindar dari kemungkinan tersesat dalam berpikir dan menalar.
            Logika adalah seni berpikir lurus nan teratur. Objek material logika adalah pemikiran sedangkan objek formalnya adalah kelurusan berpikir. Logika merupakan bagian dari filsafat yang membahas tentang hakikat ketepatan, dan cara menyusun pikiran yang dapat menggambarkan ketepatan berpengetahuan. Logika tidak mempersoalkan kebenaran yang dipikirkan, tetapi pada ketepatan susunan berpikir yang menyangkut pengetahuan. Salah satu contoh berfikir logis bisa dilihat pada silogisme, yaitu cara penarikan kesimpulan.
            Logika erat kaitannya dengan metode ilmiah. Ada beberapa langkah dalam proses metode ilmiah, yaitu: 1. Penetuan masalah, 2. Penetapan kerangka masalah, 3. Perumusan hipotesis, 4. Verifikasi hipotesis, dan 5. Teori ilmiah.
            Logika dibedakan menjadi 2, yaitu logika kodratiah dan logika ilmiah. Logika kodratiah adalah logika yang dimiliki secara alami oleh manusia. Dalam logika kodratiah, manusia akan cenderung melakukan kegiatan berpikir dalam rangka mencari kebenaran. Sedangkan logika ilmiah adalah logika yang dalam mencari suatu kebenaran membutuhkan cara yang dapat dipertanggungjawabkan.
            Siapapun yang mempelajari logika akan mendapatkan beberapa manfaat seperti membantu untuk mengembangkan kebiasaan berpikir kritis, membantu dalam penarikan kesimpulan, membantu menginterpretasikan secara tepat fakta dan persepsi orang lain, melatih teknik penentuan asumsi dan implikasi, mendeteksi penalaran yang salah dan tidak logis, serta merangsang perkembangan pemikiran ilmiah dan keyakinan akan kebenaran. Ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah, karena logika adalah alat bagi seluruh ilmu pengetahuan.
            Logika berhubungan dengan kegiatan berpikir. Agar logika bisa berjalan dengan baik, maka kondisi berpikir juga harus baik. Kondisi berpikir yang baik yang dimaksud adalah mencintai kebenaran (siap sedia menerima kebenaran walaupun berlawanan dengan prasangka pribadi atau golongan), mengetahui secara sadar apa yang dikerjakan, mengetahui dengan sadar apa yang dikatakan, membuat pembedaan (distingsi) dan pembagian (klasifikasi) dengan semestinya, mencintai definisi yang tepat, mengetahui secara sadar mengapa menyimpulkan begini dan begitu, hingga sampai pada mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran. Kekeliruan dalam berpikir seringkali terjadi dikarenakan pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Proses penalaran atau argumentasi yang tidak logis, salah arah, dan juga menyesatkan. Ada sebagian orang yang tidak menyadari bahwa mereka melakukan pemikiran yang sesat, yang disebut dengan paralogisme. Namun, ada pula yang sengaja melakukan penyesatan pikiran, yang disebut dengan sofisme. Pada umumnya, kekeliruan berpikir seperti ini dibagi menjadi 3 macam, yakni kekeliruan berpikir formal, informal, dan karena penggunaan bahasa. Walaupun demikian, kekeliruan berpikir dapat dihindari dengan tetap bersikap kritis terhadap setiap argumen yang ada. Menguji jalan pemikiran juga sangat penting agar terhindar dari kesalahan pemikiran. Hal yang perlu dipastikan untuk menguji pemikiran ini adalah pokok pernyataan apa yang diajukan, dasar apa yang digunakan, bagaimana kesimpulan yang diambil, dan yang paling penting adalah apakah kesimpulan yang diambil tersebut benar ataukah tidak. Suatu pemikiran harus berpangkal pada kenyataan yang benar. Alasan yang digunakan pun harus tepat dan kuat. Jalan pikiran juga harus logis. Itulah syarat agar suatu pemikiran mendapatkan kesimpulan yang benar.
            Kelebihan buku ini terletak pada penjelasan di setiap bab yang sangat detail. Bahkan tidak jarang di dalam penjelasannya disertai rangkuman berupa gambar atau tabel untuk memudahkan pembaca dalam memahami penjelasan yang diberikan. Contoh-contoh yang disertakan pun berasal dari kehidupan sekitar sehingga pembaca tidak akan sulit untuk mengetahui realitas tersebut. Adanya daftar pustaka juga sangat membantu pembaca untuk menelusuri sumber-sumber untuk dijadikan tambahan referensi.
            Kekurangan buku ini terletak pada tidak adanya glosarium untuk memahami istilah-istilah yang dipakai. Banyaknya istilah asing yang tidak dimengerti pembaca membuat pembaca agak sulit memahami maksud dari penulis. Ada pula penjelasan yang menggunakan bahasa asing yang tidak disertakan terjemahannya, membuat penjelasan tersebut menjadi sia-sia. Tidak hanya itu, banyak pula penjelasan yang diulang-ulang dalam satu bab. Bahkan ada pula penjelasan berulang di dalam satu paragraf atau satu tema. Bahasa yang digunakan juga terkadang berbelit sehingga pembaca harus membaca berulang-ulang untuk memahami buku yang terbilang cukup berat ini. Kekurangan ini bisa dijadikan evaluasi penulis buku untuk menghasilkan buku yang lebih baik lagi, seperti adanya terjemahan untuk penjelasan yang berbahasa asing, penggunaan bahasa yang sederhana, dan menghindari penjelasan yang berulang.

            Buku ini direkomendasikan untuk kalangan akademisi, mahasiswa, ilmuwan, dan juga masyarakat umum yang ingin mendalami dasar-dasar penggunaan logika untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar