Menggunakan nama pena “Hamka”, beliau berhasil menuliskan buku-buku yang merupakan buah pikirnya dalam topik agama Islam yang sebagian ditulis dalam bentuk novel. Beberapa novel yang dimaksud ialah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Merantau ke Deli, Di Dalam Lembah Kehidupan, dan seterusnya. Termasuk novel buya yang berjudul Terusir.
Sebuah novel akan ikut terangkat popularitasnya
manakala novel tersebut diadaptasi menjadi sebuah film. Selain itu, sebuah
novel juga dapat semakin dikenal di kalangan pembaca ketika biografi sang
penulis ditayangkan terutama di layar lebar maupun di layar kaca.
Sejak film Buya Hamka perdana tayang di layar bioskop pada 19 April 2023 lalu, beberapa judul novelnya kembali banyak dicari. Hal ini bisa dipahami mengingat Buya Hamka adalah salah seorang ulama sekaligus sastrawan besar yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Resensator: Damara P.S
Judul Buku: Terusir
Penulis: Hamka
Penerbit: Gema Insani
Tahun Terbit: Cetakan Kesatu, 2020
Jumlah Halaman: 140 halaman
ISBN: 978-602-250-292-0
Jalan
Hidup Mariah, Istri yang Terusir Karena Fitnah
Novel Terusir menampilkan latar budaya
masyarakat Sumatra khususnya masyarakat Minangkabau. Namun, Mariah sebagai
tokoh utama dalam kisah ini berasal dari etnis Jawa. Novel Terusir dimulai dari
surat yang ditulis Mariah kepada (mantan) suaminya yang bernama Azhar.
Di dalam suratnya, Mariah memberikan penjelasan
dan klarifikasi terhadap tuduhan tidak berdasar yang dilemparkan kepadanya.
Mariah mengungkapkan perasaan kecewa sebab Azhar tidak menepati janji yang
pernah ia sampaikan kepada ayah Mariah sebelum mereka diizinkan menikah. Kecewa
dan sakit hati karena tidak dapat berinteraksi kembali dengan anak semata wayang
yang amat ia kasihi.
Di penghujung surat, Mariah menyadarkan Azhar
mengenai besarnya pengaruh adat budaya sang suami sehingga menyebabkan nasib
malang menimpa dirinya. Namun demikian, Mariah menyampaikan bahwa ia bertekad
akan move on. Tidak lagi mencari dan
mengharap apapun dari mantan suaminya itu. Bahkan surat ditutup Mariah mengutuk
Azhar jika tuduhan tak berdasar itu masih dilemparkan kepadanya.
Adalah Haji Abdul Halim, seorang sahabat yang menegur
Azhar akan tindakan dan keputusannya mengusir Mariah pada saat itu juga
merupakan tindakan yang gegabah dan tegesa-gesa. Tuduhan yang dilemparkan
kepada Mariah, belumlah terbukti kebenarannya. Namun, tragis, Mariah terusir
saat itu juga.
Sebagai seorang sahabat yang shalih, Haji Abdul
Halim mengingatkan kembali bagaimana hubungan antara Azhar dengan Mariah selama
ini adalah hubungan yang baik. Saling mengasihi dan mencintai. Bahkan Mariah adalah istri yang
akan dibawa mati. Bukan istri yang semata dibawa tidur.
Atas nasihat sahabat shalihnya itu, Azhar
memutuskan untuk melakukan pencarian Mariah ke segala arah. Bermaksud untuk
memperbaiki hubungan dan meminta Mariah yang terusir untuk pulang kembali.
Kisah beralih ke sudut pandang Mariah. Setelah
diusir oleh suaminya, Mariah pergi menuju rumah seseorang yang dipanggilnya
Pakcik. Ia adalah teman ayahnya yang sama-sama datang dari Jawa merantau ke
Sumatra.
Saat menumpang di rumah Pakciknya itu, Mariah
semakin hari semakin sadar bahwa istri Pakcik kurang berkenan menampung Mariah.
Karena Mariah memang memiliki satu kecacatan, yakni Mariah berparas cantik. Istri
Pakcik cemburu. Hingga pecah sudah konflik tersebut sehingga Mariah harus pergi
dari rumah tersebut.
Setelah kemalangan yang bertubi-tubi, Mariah
akhirnya mendapatkan tawaran pekerjaan menjadi seorang babu orang Belanda. Anak-anak
Tuan dan Nyonya Belanda itu sangat menyukainya. Karena kinerja yang baik, Tuan
dan Nyonya Belanda mengajaknya ikut pindah ke Jawa. Namun, setelah Tuan dan
Nyonya Belanda itu telah selesai pekerjaannya di Indonesia dan telah banyak
pula kekayaan yang mereka dapat, keduanya memutuskan untuk pulang ke negara
asalnya.
Tentang Yasin, seorang tukang kebun yang dahulu
membantunya diterima kerja oleh Tuan dan Nyonya Belanda, kini resmi menikah dan
menjadi suami Mariah. Niat Mariah menikahinya adalah agar ia berada dalam
lindungan seorang laki-laki dari ganasnya kehidupan di luar. Tetapi, Yasin
justru buas melucuti harta simpanan Mariah. Kemudian menceraikannya. Dalam
keadaan papa, Mariah terjerumus dalam liang kehinaan. Ia melacur. Di Kota
Jakarta, ia dipanggil Neng Sitti.
Sofyan, anak semata wayang pasangan Azhar
dengan Mariah, tumbuh besar dengan segala kebaikan hidup kecuali perhatian dan
kasih sayang dari ibunya yang terusir. Bahkan Sofyan lulus dari Rechts Hooge
School atau Sekolah Hakim Tinggi di Jakarta. Seiringan dengan itu, tinggi pula
popularitas Neng Sitti sebagai bunga raya di kota yang sama. Kedua anak beribu
itu tak sengaja bertemu di meja pengadilan.
Novel Terusir adalah salah satu karya tulis
seorang ulama. Maka, di dalamnya tentu memuat banyak nasihat tentang kehidupan.
Berisi ajakan tersirat maupun tersurat untuk senantiasa mengamalkan kebajikan.
Kisah Mariah banyak sekali bisa kita jumpai
pada kehidupan gadis muda khas masyarakat desa. Kehidupan ekonomi yang sulit,
bukan berasal dari keluarga terpandang, dan minimnya pendidikan. Ketika
menjanda dan tiada laki-laki yang menjadi pelindung dan pembela, maka tawaran hidup
berkecukupan harta melalui pelukan-pelukan dari mereka yang beruang terkadang
menjadi pilihan yang terlihat seolah terang. Pilihan untuk sekadar menyambung
nyawa.
Novel Terusir juga menampilkan kepada kita
bagaimana jahatnya sebuah tuduhan tak berdasar. Fitnah. Lebih kejam dari
menghilangkan nyawa seseorang. Berdampak tidak hanya pada yang difitnah,
melainkan juga kepada orang lain di sekitarnya. Untuk kasus Mariah, sekiranya
ia tidak berkorban, niscaya fitnah Azhar kepadanya itu juga akan berdampak pada
Azhar dan Sofyan beserta keluarga besar mereka di Sumatra.
Kelebihan
dan Kekurangan
Pengembangan tokoh cerita cukup baik. Baik
tokoh utama maupun tokoh penunjangnya seperti Sofyan yang akhirnya memiliki
karir sebagai pengacara. Sempat juga ditampilkan bagaimana dinamika pikiran dan
perasaan Sofyan terhadap ibunya yang ayahnya tidak pernah mau memberikan
penjelasan. Kecuali Haji Abdul Halim.
Haji Abdul Halim adalah tokoh yang
perkembangannya bisa dikatakan tidak terlalu nampak. Padahal, kunci Azhar mau
menebus kesalahannya ialah karena nasihat Haji Abdul Halim. Selain itu, aksi
Sofyan membela Mariah di meja hijau terkesan dramatis sehingga pembelaannya
seolah kurang realistis. Tetapi hal ini tidak berdampak signifikan pada
pembawaan kisah dan nilai moralitas sebagai nasihat yang hendak disampaikan penulis.
Konflik yang dihadirkan di sini cukup menarik.
Naik dan turunnya kehidupan Mariah setelah diusir oleh Azhar, membuat pembaca
seolah diaduk-aduk akal dan nurani moralitasnya. Dapatkah dibenarkan perbuatan
Mariah terhadap Wirja? Atau dapatkah dimaklumi dan dimaafkan yang demikian itu?
Siapa sesungguhnya yang paling bertanggung jawab atas kehidupan Mariah yang
terjatuh ke dalam jurang dosa?
Melihat alur cerita yang mengalir dan gaya
bahasa yang tidak bertele-tele membuat pembaca mudah memahami kisah dan larut
dalam emosi yang dirasakan Mariah. Ditambah pula jumlah halaman dan dimensi
buku yang ringkas. Cerita tentang Mariah dapat diselesaikan dalam sekali duduk.
Dari segi cover Terusir cukup mewakilkan
keseluruhan cerita. Pembaca yang melihatnya akan langsung dibuat seolah
memahami bahwa tokoh wanita pada cover akan mendapati nasib yang sama suramnya
dengan warna cover. Terlebih lagi kutipan yang disematkan pada cover menambah
kesan tersebut.
Rekomendasi
Novel Terusir ini meskipun termasuk dalam novel
ringan, tetapi pesan yang hendak disampaikan penulis bisa dibilang tidak
ringan. Ini mengingat realitas kehidupan kita di masa yang terpaut puluhan
tahun dari penulis semasa hidup, kisah Mariah masih saja lestari.
Ada yang salah dengan sistem kita dalam
bermasyarakat. Kita, sebagai bagian dari sistem dan masyarakat itu sendiri,
sudah selayaknya bercermin dan mengevaluasi diri dari novel Terusir ini. Para
penegak hukum, politisi, dan pemimpin daerah akan sangat baik jika memahami
pesan dari Mariah di sini.
Oleh: Damara PS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar