Judul Buku : Why Training Fails?
Penulis : Surya Krenanda
Penerbit : Litera Media Tama
Tahun
Terbit : Juli 2018
Jumlah
Halaman : 250
Dimensi
dan Cover : 15,5 cm x 23,5 cm, hard
cover
ISBN : 978-602-5733-39-0
Kategori : Manajemen SDM
Harga : Rp 350.000,-
Mendesain Training yang Berhasil
Nurul Khotimah
Era disrupsi telah membuat segalanya di industri dan bisnis berubah. Siapa yang tidak siap menghadapi dan bertahan dengan cara-cara lama, akan perlahan runtuh. Jika dulu investasi paling besar terletak pada mesin dan modal uang, maka sekarang investasi terbesar terletak pada SDM. Mengapa begitu? Sebab, tanpa SDM, bisnis dan industri tak akan berjalan. Hanya dengan SDM berkualitas tinggi dan loyal yang akan membawa perusahaan terus berkembang dan bertahan menghadapi dinamisnya perubahan situasi. Dari sini, kita menjadi paham bahwa SDM memegang peranan yang sangat vital dalam kelangsungan perusahaan.
Jika
melihat kondisi SDM sekarang yang cukup beragam karena berasal dari generasi
yang berbeda (baby boomer, generasi
X, Y hingga Z), terlihat bahwa ada gap pada aspek knowledge, skill dan attitude yang berbeda di masing-masing
generasi ini. Jika pemimpin tidak cermat dalam memperhatikan kondisi ini dan
tidak segera mendesain pengelolaan SDM yang tepat, bukan tidak mungkin
perusahaan/organisasi akan ditinggalkan oleh SDM-SDM terbaiknya. Ini tentu akan
menjadi kerugian besar bagi perusahaan. Salah satu upaya yang bisa digunakan
untuk mempertahankan SDM sekaligus menjaga performa perusahaan tetap bagus
adalah dengan terus melakukan reskilling
(mengubah/menyesuaikan skill karyawan sesuai perubahan zaman dan kebutuhan
perusahaan) dan upskilling (menaikkan
kualitas skill) pada karyawan. Proses ini bisa dijembatani lewat kegiatan training.
Training,
sebuah kegiatan yang tidak lagi asing di telinga karyawan perusahaan. Namun,
selama ini persepsi terhadap karyawan terhadap training lebih kepada kegiatan
yang menghibur/refreshing daripada
kegiatan meningkatkan kapasitas/upgrading.
Hal ini memang salah satu efek karena banyak provider training yang mengemas
kegiatannya dengan menggunakan games simulasi, outbound dan kegiatan menyenangkan lainnya. Biaya yang dikeluarkan
pun mahal. Tidak hanya secara finansial, ada juga cost non finansial yang dikeluarkan yaitu waktu dan pekerjaan yang
ditinggalkan oleh peserta training sehingga beberapa target menjadi terhambat.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah setelah mengikuti training itu para
peserta menjadi naik performa kerjanya? Efektifkah training yang diadakan?
Seberapa powerfulnya dampak training itu pada karyawan? Jawabannya ternyata
banyak yang tidak.
Dalam
buku ini, Surya Kresnanda menyadarkan tentang fenomena pandangan kabur tentang
training. Surya menyampaikan dalam tulisannya,kurang lebih 20 tahun terakhir
telah terjadi banyak pergeseran persepsi tentang training. Kebanyakan orang
menganggap training hanyalah semacam seminar motivasi yang menghadirkan
motivator atau orator ulung. Kemudian, menjamurlah banyak Training of Trainers yang orientasinya menciptakan orang-orang
dengan public speaking yang bagus namun tidak memiliki kemampuan melatih/coaching untuk skill yang dibutuhkan perusahaan. Sedangkan tuntutan perusahaan
adalah segalanya harus serba terukur dengan standar evaluasi yang ketat. Maka,
gagal sudah para trainer memenuhi standar itu. Di sisi lain, trainer internal
yang dimiliki perusahaan pun tidak semuanya memiliki kapabilitas yang mumpuni
atau tidak mendapat support optimal
dari tim.
Inti
dari hasil training adalah terjadinya peningkatan competency and behaviour sehingga berefek pada kenaikan performa
dan hasil kerja. Jika ini tidak terjadi setelah training, maka bisa dikatakan
training itu gagal. Untuk menghindari
ini dan mengubah training menjadi benar-benar berdampak baik bagi perusahaan,
Surya merangkum 7 kesalahan penyebab kegagalan training dalam buku setebal 250
halaman ini. Tujuh kesalahan itu adalah training yang diadakan bukan training
yang dibutuhkan, tujuan training dan desain training tidak pas, training yang
didefinisikan sekadar forum belajar formal, trainer tidak mampu melaksanakan
petunjuk teknis di dalam desain training, trainer terlalu kaku dengan desain
training, trainer terlalu fokus pada dirinya dan tidak fokus pada pertumbuhan
peserta, dan yang terakhir adalah pelatihan tidak dievaluasi dengan tepat
sehingga perbaikan juga tidak tepat.
Masing-masing
penyebab kegagalan ini disampaikan dengan cara yang reflektif untuk menunjukkan
realita kekeliruan dan dampaknya, baru kemudian menunjukkan solusinya. Contohnya
pada saat menyampaikan kesalahan pertama, training yang diadakan bukan training
yang dibutuhkan. Realitanya, training seperti ini tidak didasarkan ada analisis
yang mendalam akan permasalahan SDM dan perusahaan. Kalaupun melakukan
analisis, mungkin hanya melihat gejala atau permukaan saja, tidak sampai
menemukan subtansinya sebab masalahnya. Maka solusi yang tepat adalah melakukan
training need analysis yang benar.
Tips yang diberikan yaitu menggunakan wawancara, observasi, catatan kinerja,dan
konfirmasi pada klien dengan komprehensif hingga menemukan inti kebutuhan untuk
training.
Selanjutnya
adalah merumuskan tujuan training dan mendesain training dengan tepat menjawab
kebutuhan itu. Trainer harus bisa membuat skema dan skenario training yang
benar-benar logis serta terukur. Jika perlu dibuat beberapa tahapan, maka tahapan
yang dibuat juga harus logis mulai dari kondisi saat ini hingga berkembang
mencapai standar yang diharapkan. Baru kemudian metode training dipilih. Tidak
harus satu metode. Dalam satu training juga bisa menggunakan kombinasi beberapa
metode bergantung pada kompleksitas skill yang hendak dilatihkan. Sebisa
mungkin pilih metode training yang bisa melibatkan peserta secara penuh untuk
mengalami seperti diskusi, debat, project,
simulasi dan sebagainya.
Alur
dalam buku ini sangat mudah dipahami. Pembaca bisa belajar tentang training management tanpa harus
mengernyitkan dahi. Cara penulis buku dalam mengupas konsep, kiat, tips dan
tools yang digunakan dalam training bisa dibilang cukup sederhana namun
mengena. Dilengkapi pula dengan narasi konkrit tentang pengalaman training di
beberapa bidang seperti sales, manager dan sebagainya. Penulis mampu memaparkan
konsep dan aplikasi training management
dengan sistematis ke dalam tujuh kesalahan training.
Keunggulan
lain dari buku ini adalah disajikan dengan cukup banyak gambar animasi yang
mewakili pembahasan sehingga tidak membosankan dibaca. Perbedaan bentuk dan
ukuran font pada beberapa bagian agaknya sengaja dibuat untuk membedakan
penekanan hal penting yang perlu dipahami oleh pembaca. Hal lainnya yang
membuat buku ini enak dibaca adalah sub topiknya ditulis dalam kalimat-kalimat
pendek yang efektif atau kalimat tanya sehingga pembaca akan merasakan alur
berpikirnya secara utuh. Buku ini dilengkapi dengan quote box yang berisi quote-quote menarik dari penulis. Diksi yang
digunakan juga mudah dipahami, tidak teoritis. Ukuran buku yang cukup besar
membuat kesan lega saat membacanya. Daftar pustaka di bagian akhir buku ini
juga membantu pembaca untuk menelusuri lebih dalam tentang pembahasannya. Ada
tali pembatas yang bisa membantu pembaca untuk menandai lembar yang akan
dibaca.
Sedikit
catatan untuk buku ini adalah ukuran font
dominan yang digunakan bisa dibilang terlalu kecil untuk ukuran buku yang cukup
besar (calibri 10 atau 11), Alangkah lebih baik jika halaman sub bab bisa
dicetak berwarna sehingga lebih menarik dan bisa jadi penanda sub bab.Jika di
setiap sub bab diberi sedikit ringkasan singkat sebelum berlanjut ke sub bab
selanjutnya, tentu akan semakin memudahkan pembaca untuk link and match
terhadap bacaannya.
Buku
ini cocok untuk praktisi Human Resource
(HR), para HRD di perusahaan/lembaga/organisasi, para trainer baik yang pemula
maupun sudah berpengalaman, para owner provider biro pengembangan SDM, dosen,
mahasiswa manajemen SDM dan semua yang tertarik pada dunia SDM, training dan
coaching. Buku ini adalah referensi yang menarik dan mampu menggambarkan dengan
tepat bagaimana seharusnya training direncanakan dan diimplementasikan guna
meningkatkan performa SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar